JABATAN ADALAH TOPENG YANG SESUNGGUHNYA
Saat pembinaan para pejabat struktural dan fungsional PNS
kemenag Kab.Jombang pada hari rabu tanggal 22 Maret 2017, Kepala Kantor
wilayah Kemenag Jawa Timur Bapak Drs.H.Syamsul Bahri, M.Pdi di Aula
Darul Hikmah Kemenag Kab.Jombang menyampaikan, bahwa Jabatan adalah
topeng duniawi.
Jika topeng tersebut dibuka, maka akan terlihatlah wujud asli dr seorang pejabat tersebut.
Dalam pembinaannya, Kakanwil menyampaikan perlunya membangun kembali rajutan silaturrahmi bahwa diantara Pegawai di kemenag adalah saudara, "Plemben plemben roti roti, sing biyen yo biyen saiki yo saiki, ojo diungkit ungkit masa lalu itu", Paparnya.
Jika topeng tersebut dibuka, maka akan terlihatlah wujud asli dr seorang pejabat tersebut.
Dalam pembinaannya, Kakanwil menyampaikan perlunya membangun kembali rajutan silaturrahmi bahwa diantara Pegawai di kemenag adalah saudara, "Plemben plemben roti roti, sing biyen yo biyen saiki yo saiki, ojo diungkit ungkit masa lalu itu", Paparnya.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surat Annur ayat 19
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚوَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui".
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚوَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui".
" Jabatan adalah amanah dari Allah SWT, maka janganlah
mencintai jabatan, karena dengan mencintai jabatan yang berlebihan lalu
suatu ketika jabatan tersebut lepas maka penyakitpun akan datang, bisa
struk, stres bahkan sampai meninggal dunia", kelakarnya.
" Tidaklah layak seorang PNS saling lapor, biasanya yang melapor tidak lebih baik dari yang dilaporkan", guraunya.
"Nek njaluk jabatan ngomongo, gak usah nglapor nglaporno iku wong gak gentle, nek gentle langsung ae ngomong njaluk jabatan opo, nek wis njaluk jabatan sing dikarepno nanti kita survey, dan hasilnya bagaimana akan kita evaluasi, apakah cocok mengemban sebuah jabatan yang dimintanya," lanjut beliau dengan nada khasnya yang ceplas ceplos tanpa tedeng aling aling yang disambut tepuk tangan dan tawa lepas audiens.
" Tidaklah layak seorang PNS saling lapor, biasanya yang melapor tidak lebih baik dari yang dilaporkan", guraunya.
"Nek njaluk jabatan ngomongo, gak usah nglapor nglaporno iku wong gak gentle, nek gentle langsung ae ngomong njaluk jabatan opo, nek wis njaluk jabatan sing dikarepno nanti kita survey, dan hasilnya bagaimana akan kita evaluasi, apakah cocok mengemban sebuah jabatan yang dimintanya," lanjut beliau dengan nada khasnya yang ceplas ceplos tanpa tedeng aling aling yang disambut tepuk tangan dan tawa lepas audiens.
Pada Kesempatan lain, saat pembinaan kepala KUA se
Kab.Jombang pada tanggal 08/02/2017 di Rumah Kepala KUA Kec.Jogoroto
desa Ngudirejo Kec.Diwek Jombang, Kepala Kementerian Agama Kabupaten
Jombang Drs.H.Moch.Mahfud Amin,M.Pdi menyampaikan tentang Peranan PNS
Kemenag dimasyarakat sangat penting sekaligus strategis untuk
menyampaikan visi dan misi Kementerian Agama, terutama PNS yang ada di
KUA, Para pegawai KUA wajib mengetahui secara menyeluruh Visi dan Misi
Kementerian Agama.
Beliau mewanti wanti agar seluruh PNS menyampaikan visi dan misi Kementerian Agama dengan benar, memahami informasi dan menyampaikan informasi kepada masyarakat sesuai dengan kapasitasnya agar terjadi komunikasi yang baik antara masyarakat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta stakholder dari lintas sektoral.
(Lutfi Ridho)
Beliau mewanti wanti agar seluruh PNS menyampaikan visi dan misi Kementerian Agama dengan benar, memahami informasi dan menyampaikan informasi kepada masyarakat sesuai dengan kapasitasnya agar terjadi komunikasi yang baik antara masyarakat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta stakholder dari lintas sektoral.
(Lutfi Ridho)