SISTEM EPHEMERIS HISAB RUKYAT 1 ZULHIJJAH 1437H

SISTEM EPHEMERIS HISAB RUKYAT  1 ZULHIJJAH 1437 H
Hari ini Kamis, 01 September 2016 yang bertepatan dengan tanggal 29 Zulqo'dah 1436 H akan dilaksanakan rukyatul hilal oleh Penyelenggara Syariah Kementerian agama kabupaten jombang di Satuan Radar 222 Kabuh Jombang.
Dalam kesempatan ini, akan dilakukan Rukyatul Hilal yang akan diikuti oleh para kepala KUA se Kab Jombang dan Ormas-Ormas Islam serta para aktivis Hisab rukyat di Jombang.
Sebagai acuan dalam pelaksanaan Rukyatul hilal kali ini, akan  kami paparkan hasil hisab (Perhitungan) yang telah selesai di hisab oleh Saudara Drs. Zaenal Arifin, M.HI selaku Kepala KUA Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.
Selengkapnya dapat diunduh disini
Semoga bermanfaat.

Manasik Haji Bag.III



TATA CARA PELAKSANAAN HAJI DAN UMROH

























  1. Pengertian Miqot, Pakaian Ihrom, dan Sholat Sunnah Ihrom.
a.      Miqot terbagi menjadi menjadi 2: Makani dan Zamani.
-          Miqat Makani adalah tempat untuk memulai berniat ihrom, bagi jamaah haji Indonesia gelombang I,  miqotnya di Bir Ali/Dzul Hulaifah (-+ 10 km dari kota Madinah). Sedangkan bagi gelombang II, miqatnya di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Apabila menghendaki umroh sunnah, boleh memilih miqot di Tan’im/Ji’rona/Hudaibiyah. Untuk Ihrom Haji, miqotnya di hotel masing masing.
-          Miqat Zamani adalah masa untuk memulai haji atau umroh, untuk haji waktunya mulai bulan Syawal sampai menjelang waktu wukuf, sedangkan untuk umroh waktunya tidak ada batasan.
b.      Pakaian Ihrom, adalah pakaian yang dipakai ketika berniat ihrom haji atau umroh :
-          Bagi jamaah laki-laki: Pakaian umroh berupa 2 helai kain putih tidak berjahit (1 helai untuk bawahan, 1 helai untuk atasan), tidak  memakai penutup kepala yang melekat (topi/kopyah/serban), tidak memakai sandal/sepatu yang sampai menutupi mata kaki. Agar tidak mudah melorot, sebaiknya memakai sabuk.
-          Bagi jamaah perempuan: Pakaian biasa warna putih yang menutupi aurat, wajah dan kedua telapak tangan harus terbuka. Biasanya untuk menutup kaki memakai kaos kaki dan untuk menutup tangan menggunakan sarung tangan khusus. 
c.       Sholat Sunnah Ihrom, setelah memakai pakaian ihrom, sebelum berniat ihrom, disunnahkan sholat sunnah ihrom 2 rokaat dengan niat : Usholli sunnatal ihromi rok’ataini lillahi ta’ala.

II.   Niat dan Bacaan Talbiyah.
Setelah melaksanakan shalat sunnah ihrom, jamaah haji berniat umroh atau haji:
-          Niat umroh: Nawaitul Umrota Wa Ahromtu Biha Lillahi Ta’ala/Labbaikallohu Umrotan/Saya berniat umroh dengan berihrom karena Allah Ta’ala.
-          Niat Haji: Nawaitul Hajja Wa Ahromtu Bihi Lillahi Ta’ala/Labbaikallohu Hajjan/Saya berniat hajji dengan berihrom karena Allah Ta’ala.
Setelah berniat, jamaah haji selama perjalanan dari Bir Ali sampai ke pelataran Masjidil Haram atau dari pondokan Makkah sampai Arofah disunnahkan membaca kalimat Talbiyah: Labbaikallohumma labbaik, Labbaika laa syarika laka labbaik, Innal hamda Wanni’mata laka wal Mulk, Laa syarika lak.

III. Thowaf.
Thowaf adalah kegiatan mengelilingi Ka’bah di dalam Masjidil Haram.
  1. Syarat-syarat towaf:
1.      Suci dari hadas dan najis.
2.      Menutup Aurat.
3.      Berada di dalam Masjidil Haram.
4.      Memulai dari Hajar Aswad.
5.      Sebanyak 7 kali putaran.
6.      Ka’bah berada di sebelah kiri.
7.      Tidak boleh menyentuh Ka’bah dan Hijir Ismail karena Hijir Ismail bagian dari Ka’bah.
  1. Macam- macam Thowaf.
1.      Thowaf Rukun, yaitu thowaf yang menjadi rukun umroh atau haji (Ifadhoh).
2.      Thowaf Wada’, yaitu thowaf ketika akan meninggalkan kota Makkah.
3.      Thowaf Sunnah, yaitu thowaf setiap memasuki Masjidil Haram (sebagai ganti shalat tahiyyatul masjid).
4.      Thowaf Qudum, bagi yang melaksanakan haji qiran atau ifrod.
5.      Thowaf Nadzar, yaitu thowaf karena bernadzar.
  1. Sunnah-Sunnah Thowaf.
1.      Memulai dengan mencium hajar aswad, bila tidak mungkin, cukup mengangkat tangan dan mengecup tangannya dengan membaca Bismillah Allahu Akbar.
2.      Berdzikir dan berdoa selama mengelillingi ka’bah. (khusus setelah melewati Rukun Yamani hendaknya berdoa Rabbana Atina Fid Dunya Hasanah dst).
3.      Sholat di belakang Maqam Ibrahim atau searahnya.

IV. Sa’i.
Adalah kegiatan berjalan kaki dari bukit Shofa ke bukit Marwa.
  1. Syarat-syarat Sai :
  1. Tidak harus dalam keadaan suci.
  2. Dimulai di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwa.
  3. Tujuh kali perjalanan, dari shofa ke marwa dihitung satu, dari marwa ke shofa dihitung satu.
  4. Dilaksanakan setelah thowaf.
  5. Dilaksanakan di tempat Sa’i (Mas’a).

  1. Sunnah-Sunnah Sa’i :
1.      Berdoa ketika akan naik bukit Shofa/marwa: Innash Shofa Wal Marwata Min Sya’airilllah dst..
2.      Ketika berada di bukit shofa berhenti sejenak, menghadap ka’bah dan berdoa.
3.      Berlari lari kecil apabila melewati lampu hijau, bagi jamaah pria.
4.      Memperbanyak dzikr dan doa selama perjalanan.



V. Tahallul.
Selesai Sa’i, jamaah umroh mencukur rambut, menimal tiga helai. Bagi laki-laki dicukur habis lebih baik. Untuk umroh hanya ada 1 tahallul, sedangkan untuk Haji ada 2 macam tahallul: Awal dan Tsani.
  1. Tahallul Awal: Setelah jamaah haji melempar jumroh aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah, maka dilanjutkan dengan mencukur rambut, inilah tahallul awal. Pakaian ihrom boleh dilepas, tetapi belum diperbolehkan bersetubuh.
  2. Tahallul Tsani: setelah menyelesaikan jumroh, jamaah haji melanjutkan Thowaf Ifadhoh dan Sa’i, selesai Sa’i inilah disebut tahallul tsani, tanpa mencukur rambut lagi. Semua sudah bebas termasuk bersetubuh dengan istrinya.
VI. Larangan Selama Memakai Pakaian Ihrom.
Setelah jamaah berniat ihrom umroh atau ihroam haji, maka berlaku larangan-larangan sebagai berikut:
  1. Bagi laki-laki dilarang memakai pakaian berjahit, menutup kepala, memakai sandal/sepatu yang menutupi mata kaki dan tumit.
  2. Bagi perempuan dilarang menutup muka dan telapak tangan.
  3. Memotong/mencabut rambut, bulu badan, dan kuku.
  4. Memakai wangi wangian.
  5. Menikah, menikahkan, melamar.
  6. Berburu dan membunuh hewan, kecuali hewan yang berbahaya.
  7. Mencabut atau memotong tumbuh-tumbuhan.
  8. Bercumbu dan bersetubuh.
 Semoga sukses, menjadi haji yang mabrur..amiin
Penulis: H.M. Nashrulloh, S.Ag, M.HI (Ka. KUA kec. Bareng)

Manasik Haji Bag II



BIMBINGAN PELAKSANAAN IBADAH UMROH
Oleh: H.M. Nashrulloh, S.Ag, M. HI (Ka. KUA kec. Bareng)





  1. Pengertian Umroh.
Umroh ialah berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan Thowaf, Sa’i, dan bercukur demi mengharap ridha Allah SWT.

  1. Hukum Umroh.
Ada dua hukum Umroh:
1.      Wajib: Umroh yang pertama kali dilakukan dan Umroh Nadzar.
2.      Sunnah: Umroh yang kedua dan seterusnya.

  1. Rukun Umroh.
Ada lima rukun Umroh:
1.      Ihram (niat) = Nawaitul ‘Umrota Wa Ahromtu Biha Lillah/Labbaikallohumma Umrotan/Aku Niat Umroh Karena Allah Ta’ala.
2.      Thowaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dimulai dari rukun/pojok Hajar Aswad dan diakhiri di rukun/pojok Hajar Aswad.
3.      Sa’i, yaitu berjalan di antara bukit Shofa dan Marwa sebanyak 7 kali, Shafa Marwa dihitung satu kali, Marwa Shofa satu kali.
4.      Tahallul, yaitu mencukur rambut minimal 3 helai.
5.      Tertib, harus urut tidak boleh dibolak balik.

Rukun umroh tersebut biasanya disingkat : IHTOSAKUR (Ihrom, Towaf, Sa’i, dan Cukur.

  1. Pengertian Miqot.
Miqot adalah tempat untuk berniat umroh dan berpakaian ihrom. Ada dua tempat miqot bagi jamaah haji Indonesia:
1.      Bir Ali/Dzul Hulaifah bagi gelombang I (-+ 10 Km dari kota Madinah).
2.      Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
3.      Untuk umroh sunnah, bisa memilih miqat: Tan’im/Ji’rona/Hudaibiyah,
Sebelum niat umroh disunnahkan Shalat Sunnah Ihrom 2 rakaat dengan niat: Usholli Sunnatal Ihromi Rok’ataini Lillaahi Ta’ala.Setelah masuk bus Ketua Rombongan memandu jamaahnya untuk berniat umroh sebagaimana tersebut di atas.

  1. Praktek Berpakaian Ihrom.
1.      Bagi laki-laki: 2 helai kain putih (1 untuk bawahan, 1 untuk atasan), tidak boleh berjahit, tidak boleh memakai penutup kepala yang melekat (topi, kopyah, sorban), tidak boleh, tidak boleh bersandal/bersepatu yang sampai menutupi mata kaki. Agar baju ihrom tidak melorot, sebaiknya memakai sabuk.
2.      Bagi perempuan: Baju biasa yang menutupi seluruh tubuh, diutamakan warna putih, wajah dan kedua telapak tangan harus terbuka. Untuk menutupi kaki biasanya memakai kaos kaki.
  1. Praktek Thowaf.
Thowaf mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1.      Suci dari hadas dan najis.
2.      Menutup aurat.
3.      Ka’bah di sebelah kiri.
4.      Dimulai dan diakhiri di rukun hajar aswad.
5.      Tidak boleh menyentuh Ka’bah dan Hijir Ismail.
6.      Tujuh kali putaran. (Apabila belum sampai tujuh putaran kok batal, harus berwudhu, selanjutnya melanjutkan kekurangannya).
Pada dasarnya tidak ada kewajiban membaca apa apa ketika mengitari Ka’bah, tetapi disunnahkan membaca tasbih, tahmid, takbir atau doa doa lain yang sudah dihafalkan. Khusus ketika pada posisi Rukun Hajar Aswad, disunnahkan membaca Bismillah Allahu Akbar sebanyak 3 kali sambil mengangkat tangan dan mencium tangannya. Sedangkan ketika pada posisi Rukun Yamani juga mengangkat tangan tanpa mengecup sambil membaca Bismillah Allahu Akbar, dilanjutkan membaca doa Robbana Atina Fid dunya hasanah sampai selesai.

  1. Praktek Sa’i.
Beberapa ketentuan Sa’i:
1.      Dilaksanakan sesudah thowaf.
2.      Tidak harus suci.
3.      Dimulai dari bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwa.
4.      Perjalanan dari Shofa ke Marwa dihitung satu, dan dari Marwa ke Shofa dihitung satu.
5.      Dilaksanakan tujuh kali perjalanan. (1 kali jalan -+ 500 meter).
Ketika melintasi lampu hijau, jamaah haji laki laki disunnahkan lari-lari kecil, yang perempuan tidak disunnahkan.
Tidak ada kewajiban membaca apa apa ketika Sa’i, disunnahkan membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, atau dzikir dan doa apa saja yang sudah hafal.

  1. Praktek Tahallul.
Tahallul adalah rangkaian terakhir dari pelaksanaan umroh. Tahallul dilaksanakan dengan cara memotong sebagian rambut kepala, boleh dipotong sendiri atau meminta tolong orang lain. Bagi laki laki disunnahkan sampai habis, wajibnya minimal 3 helai. Bagi yang tidak punya rambut, gerakkan gunting di kepala, seakan akan mencukur rambut.

Selesai sudah Umrohnya, silahkan berganti pakaian biasa.

Penulis: H.M. Nashrulloh, S.Ag, M. HI (Ka. KUA kec. Bareng)

Manasik Haji Bag.I



PROSES PERJALANAN IBADAH HAJI

DAN KEGIATAN SELAMA DI ARAB SAUDI
Oleh: H.M. Nashrulloh, S.Ag, M.HI (Ka. KUA kec. Bareng)


1.      Praktek Memakai pakaian Ihrom.
a.       Pakaian ihrom bagi laki-laki: 2 helai kain (disunnahkan warna putih), tidak berjahit, tidak bersandal/bersepatu yang menutupi mata kaki dan tumit, tidak memakai penutup kepala yang melekat (topi/peci/sorban). Apabila tidak sedang thowaf, pakaian atas ditutupkan keseluruhan ke badan, apabila sedang thowaf, maka pundak sebelah kanan dibuka.
b.      Pakaian ihrom perempuan: pakaian biasa (disunnahkan warna putih), wajah dan telapak tangan harus terbuka.
c.       Larangan ketika sudah berniat ihrom: Memakai wangi wangian, memotong kuku/rambut/bulu badan, memburu dan membunuh binatang kecuali hewan yang membahayakan, menikah/menikahkan/melamar, bercumbu/bersetubuh, mencaci/ bertengkar/ mengucapkan kata kata kotor, membuka baju ihrom di tempat umum.

2.      Praktek Niat dan Shalat Sunnah Ihrom.
Pada tanggal 8 Dzulhijjah (jamnya nunggu komando dari Ketua Kloter) , Setelah mandi, berwudlu dan memakai pakaian ihrom, jamaah haji disunnahkan shalat sunnah ihrom 2 rekaat dengan niat: Usholli sunnatal ihromi rok’ataini lillaahi ta’ala. Setelah itu naik bis, Ketua rombongan memandu niat ihrom haji: Nawaitul hajja wa ahromtu bihi lillah/Labbaikallohumma hajjan/Aku niat haji dengan berihrom karena Allah Ta’ala.

3.      Praktek Wukuf, Mabit di Muzdalifah dan Mina.
a.       Wukuf dimulai pada tanggal 9 Dzulhijjah pada waktu dhuhur,  dimulai dengan pembacaan khutbah wukuf dan dilanjutkan dengan shalat Dhuhur dan Ashar secara jamak qoshor berjamaah. Setelah shalat tidak ada kegiatan, silakan dzikir atau baca Alqur’an sebanyak banyaknya, kalau sudah lelah tidur saja dari pada berbicara yang tidak berguna. Waktu wajib wukuf adalah sesaat (-+ 10 menit) bakda dhuhur, sedangkan waktu jawaznya sampai terbitnya fajar tanggal 10 Dzulhijjah.
b.      Mabit (menginap pada waktu malam) di Muzdalifah, setelah jamaah haji shalat Maghrib dan Isya’ jamak qoshor di tenda Arofah, selanjutnya jamaah haji dipindahkan secara bergiliran (taroddudi) ke Muzdalifah dan menginap sampai lewat tengah malam Waktu Arab Saudi pada tanggal 10 Dzulhijjah. Di Muzdalifah jamaah haji mengambil kerikil sebanyak 49 butir jika menghendaki nafar awal atau 70 butir jika menghendaki nafar tsani. Di Muzdalifah tidak disediakan tenda dan alas duduk/tidur, kegiatannya santai baca dzikir atau tidur dengan bawa alas sendiri.
c.       Mabit di Mina, dimulai maghrib tanggal 11 s/d 13 Dzulhijjah (3 malam) bagi yang menghendaki nafar tsani, atau sampai tanggal 12 Dzulhijjah (2 malam) bagi yang menghendaki nafar awal. Mabit itu waktunya mulai Maghrib sampai terbitnya fajar atau 2/3 malam.

4.      Praktek Melempar/Melontar Jumroh.
Setelah jamaah haji sampai di tenda Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah, istirahat sebentar dilanjutkan shalat subuh, pada waktu dhuha jamaah haji melempar Jumroh Aqobah/Jumroh Kubro sebanyak 7 butir. Cara melempar kerikil satu persatu dan kerikilnya harus masuk sumur. Kemudian pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah bakda zawal (dhuhur) jamaah haji melempar tiga jumroh (Ula/Sughro, Wustho, dan Aqobah/Kubro) masing masing 7 butir kerikil. Bagi yang menghendaki nafar awal, melemparnya cukup sampai tanggal 12 Dzulhijjah saja. Catatan: Untuk waktu afdhol melempar Jumroh Aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah adalah waktu Dhuha, waktu jawaznya terserah/bebas. Sedangkan untuk melempar Jumroh Ula, Wustho, Aqobah pada tanggal 11, 12, dan 13 waktu afdholnya bakda zawal (dhuhur) waktu jawaznya terserah (pagi/malam).

5.      Praktek Tahallul.
Di dalam haji ada dua tahallul, yaitu Tahallul Awal dan Tahallul Tsani, sedangkan kalau umroh hanya ada satu tahallul.
a.       Tahallul Awal: Setelah jamaah haji melempar Jumroh Aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah, maka dilanjutkan dengan memotong rambut (minimal 3 helai), setelah memotong rambut, jamaah haji sudah boleh melepas pakaian ihromnya berganti pakaian biasa. Sudah bebas tapi belum boleh bersetubuh.
b.      Tahallul Tsani: Setelah jamaah haji menyelesaikan melempar jumroh keseluruhan, jamaah haji bergerak menuju ka’bah untuk melaksanakan Thowaf Ifadhoh dan Sa’i. Setelah Twowaf Ifadhoh dan Sa’i selesai tanpa memotong rambut lagi, jamaah haji sudah dalam keadaan Tahallul Tsani, semua larangan sudah dibebaskan dan sudah boleh bersetubuh.

6.      Praktek Thowaf Ifadhoh.
Thowaf Ifadhoh biasanya dilaksanakan setelah jamaah haji menyelesaikan mabit dan melempar jumroh di Mina. Prakteknya sama dengan thowaf umroh atau thowaf sunnah, yaitu: mengitari/mengelilingi ka’bah 7 kali dimulai di rukun/pojok Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad. Kemudian dilanjutkan Sa’i, yatu: berjalan dari bukit Shofa ke Marfa bolak balik sebanyak 7 kali. Sudah selesai hajinya, tinggal menuggu Thowaf Wada’ setelah mendekati waktu pulang.

Demikian, semoga memperoleh Haji Mabrur, Amiin.





  


JADWAL WAKTU SHOLAT JOMBANG

jadwal-sholat